Jakarta – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Dakwah Dan Pengembangan Masyarakat MUI (8-10/5/2017) hari kedua fokus membahas Problematika Dan Solusi Berdakwah di Masyarakat dengan bingkai Islam Wasathiyah.
Beberapa tema yang diangkat yaitu, Problematika Pada Para Penyampai Dakwah, Mencermati Gerakan Dakwah Masa Kini, Strategi Dakwah di Perkotaan dan Daerah Minoritas Islam, dan ditutup dengan Sosialisasi Pedoman Dakwah MUI.
Ust. Yusuf Mansur, dalam materinya strategi dakwah di perkotaan dan pedesaan, Ustadz YM menceritakan pengalaman berdakwahnya dari kota besar hingga di perbatasan tentang dakwah berbasis tauhid, keyakinan kepada Allah SWT, minim atau bahkan tanpa modal. Namun sebelumnya para dai harus mengkhatamkan keyakinan tauhidnya. Para Nabi dan Rasul juga berdakwah dengan metode ini bukan dengan uang. “Dakwah berbasis Tauhid sangat tepat dilakukan sekarang ini, seperti dakwah para Nabi dan Rasul yang dakwah tidak dengan membawa uang” tegas UYM.
Ustad Yusuf juga mengkisahkan tentang beberapa peristiwa nyata masyarakaatnya tentang pengalaman bersandar langsung kepada Allah SWT. Dari seorang non-muslim hingga seorang pengusaha, beliau juga mengatakan bahwa murid-muridnya lebih gila memperaktekkan tentang pengamalan tauhid ini, “Banyak kisah-kisah nyata tentang keyakinan tauhid yang kuat, bahkan murid-murid saya lebih gila lagi dari saya” tambah UYM.
Kisah Ustadz Yusuf Mansur
UYM mengetuk satu persatu pintu-pintu masyarakat dalam menyakinkan ketauhidan kepada Allah SWT, suatu waktu saya mengetuk pintu seorang nenek tua ketika si nenek meminta sesuatu kepada saya, sesekali saya memberikan dan selanjutnya saya ajarkan nenek untuk berdoa kepada Allah, sekali dua kali si nenek belum meyakini tentang sandaran kepada Allah, sampai akhirnya si nenek merasakan real doanya diijabah oleh Allah. dan saya tidak lagi mendatangi si nenek karena si nenek sudah merasakan kehadiran Allah SWT di rumahnya.
Cerita lain adalah seorang ibu yang mundar-mandir, bolak-balik ke showroom mobil, shalat dhuha dan berdoa kepada Allah di samping mobil hingga ditertawai para pegawai showroom ia datang berkali-kali dan melakukan hal yang sama, hingga akhirnya ia Allah berikan kemampuan untuk membeli mobil yang diinginkan.
Ada lagi cerita seorang keluarga yang anaknya ingin sekali sepatu bola, keluarga yang berketerbatasan yang hanya mampu membayar uang studi tour untuk dirinya namun ayahnya menyuruhnya untuk membayarkan orang lain, dan seorang etnis non-muslim yang berniat meminjam uang ke saya 30 juta, saya ajak doa, hingga akhirnya Allah berikan 3 M.